Rabu, 16 Maret 2016

MASYA ALLAH.. Strawberry Kualitas Super di Dunia Ternyata Ada Di Gaza Palestina


Bangunan porak-poranda, jalanan bopeng bekas hantaman mortir, daerah yang terisolasi dan penuh penderitaan. Bukan hanya itu gambaran Jalur Gaza. Masih ada harapan di sana: semangat dan daya juang warganya yang kuat, juga stroberi!

Optimisme merebak di kalangan petani di Beit Lahia, stroberi dari ladang-ladang mereka akan segera terbang ke Eropa. Israel telah memberi lampu hijau untuk ekspor.

Ketua Sosiasi Perdagangan Buah dan Sayuran Gaza, Ahmed al-Shafai mengatakan, sebelumnya petani di Gaza rugi lebih dari USS$ 300.000 atau sekira Rp 2,8 miliar gara-gara pembatasan ekspor yang diberlakukan negeri zionis.

"Kami sempat mengira bisa ekspor 18 November 2012 lalu, namun izin baru diberikan 2 Desember. Korbannya adalah para petani yang merugi," kata dia seperti dimuat situs Al Arabiya (13/12/2012).

Petani akhirnya menjual produksinya ke Gaza, sekilonya 4 shekel, mata uang Palestina. Padahal di Eropa bisa laku 22 shekel. Rugi 18 shekel perkilo.

Pembatasan ekspor bukan satu-satunya aral yang dihadapi industri pertanian di Gaza. Mereka juga harus bersaing dengan produk Mesir, juga stroberi asal Belanda dan Belgia.

"Harga stroberi Eropa murah karena produksinya dekat, di Belanda dan Belgia. Sementara stroberi Mesir sudah duluan membanjiri Eropa, ongkos produksi di sana lebih murah daripada punya kami," kata dia.

Pembatasan perdagangan ke dan dari Gaza dilakukan Israel mulai 2001 lalu, buntut dari gejolak di Palestina. Enam tahun lalu, pada 2007 makin diperketat, seiring kekuasaan Hamas di kawasan itu.

Israel melihat ekspor dari Gaza sebagai sebuah ancaman. Pasca insiden tahun 2004 saat dua remaja Palestina menyusup ke kontainer di Pelabuhan Ashdod, Israel. Mereka meledakkan diri dan menewaskan 10 orang,

Meski ekspor telah diizinkan, petani yang melabeli kotak stroberinya dengan "Produksi Palestina" tak terlalu optimistis. Ongkos produksi stroberi tak murah.

Apapun, membangkitkan ekspor Gaza adalah jalan keluar untuk lolos dari kemiskinan dan memperbaiki perekonomian. Menciptakan lapangan kerja bagi 40.000 jiwa.

Lebih dari setengah warga Gaza saat ini tergantung bantuan PBB. Juga mendapatkan pasokan rutin BBM dari luar negeri yang disalurkan pipa dari Israel untuk generator listrik dan kebutuhan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Android Portal Indonesia