Sabtu, 12 Maret 2016


Inilah Alasannya Tidak Tidur Hadap Kiri, Sebagaimana yang Dilakukan Rasulullah SAW
Tidak hanya postur berdiri alias duduk saja yang penting, saat tidur kami juga wajib punya posisi yang baik dan benar.
Salah satu posisi tidur yang benar merupakan dengan menghadap ke sebelah kanan.

Ada beberapa argumen saat tidur kami wajib menghadap sebelah kanan:

1. Mengurangi beban jantung

Posisi jantung manusia lebih condong berada di sebelah kiri.
Dengan tidur menghadap ke kanan, faktor itu bakal mengurangi beban jantung tertimpa organ tubuh lain.
Sedangkan, apabila kami tidur di posisi sebelah kiri, jantung bakal menerima ajaran darah yang berlebihan.
Denyut jantung pun menjadi lebih cepat, padahal jantung perlu istirahat saat kami tidur.

2. Mengistirahatkan otak sebelah kiri

Alasan saat tidur kami wajib menghadap sebelah kanan merupakan bisa mengistirahatkan otak kiri.
Kenapa hanya mengistirahatkan otak sebelah kiri aja? Sebab otak kiri punya kegunaaan untuk menolong organ-organ di sebelah kanan untuk bekerja dengan baik.
Umpama untuk makan, memegang sesuatu, dan aktivitas lain yang dominan memakai organ tubuh kanan.
Dengan posisi tidur menghadap kanan, kerja otak kiri pun bakal lebih rileks untuk menyokong kerja organ tubuh kanan.

3. Menjaga paru-paru


Paru-paru kiri manusia lebih kecil daripada paru-paru kanan.
Oleh sebab itu, posisi tidur kami menghadap ke sebelah kanan, jantung tak bakal memberatkan paru-paru kanan.
Sebaliknya, apabila tidur ke sebelah kiri, jantung bakal menimpa paru-paru yang berkapasitas kecil.
Tentunya, lebih tak baik buat kesehatan kita.

Seusai mengenal argumen saat tidur kami wajib menghadap sebelah kanan, Sebagaimana yang diperbuat Rasulullah SAW.

Adab Tidur dalam Islam dan Kegunaaannya


Di dalam Islam tak ada satu aktivitaspun yang tak diatur, yang tujuannya semata-mata untuk kebaikan manusia tersebut supaya kami bisa menjadi manusia baik dengan cara jasmani dan rohani. Yang berfungsi untuk menjalankan kegunaaannya sebagai khalifah di dunia dan melaksanakan tugas di dunia yaitu untuk beribadah terhadap Allah SWT. Sebab apabilalau manusia itu tak sehat sebab tidurnya tak teratur maka ibadahnya pun tak bakal bisa dilaksanakan dengan cara
optimal.

Adab tidur dalam Islam itu di antaranya:

1. Tak tidur terlalu malam seusai sholat isya


Kecuali dalam keadaan darurat semacam untuk mengulang (muroja’ah) ilmu alias adanya tamu alias menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu.
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tak berguna) seusainya,” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)].

2. Hendaknya tidur dalam keadaan telah berwudhu


Sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk meperbuat sholat,” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710).

3. Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas segi sebelah kanan


Tidur dengan posisi rusuk kanan sebagai tumpuan dan berbantal dengan tangan kanan, tak mengapa apabila seusainya berubah posisinya di atas segi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Faktor ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu,” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya,” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350).

4. Tak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam alias pun tidur siang


“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu merupakan posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla,” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih).

5. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:


a. Membaca ayat kursi
b. Membaca dua ayat terbaru dari surat Al-Baqoroh
c. Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua tahap tubuh yang bisa di jangkau dengannya di mulai dari kepala, wajah, dan tubuh tahap depan, faktor ini diulangi setidak sedikit 3 kali. Faktor ini tertera dalam Hadits Riwayat. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi.

6. Hendaknya mengakhiri beberapa doa tidur dengan doa berikut:


“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”
“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau merawat hamba-hamba-Mu yang shalih,” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401).

7. Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu segi ke segi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa:


“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”

“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Allah yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun,” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Android Portal Indonesia